dear om momod, numpang benwith yah. smoga berkenan. trims
sumber (http://edorusyanto.
Rasa Sayang dan Keselamatan Jalan
AWAL Juni 2010, seorang rekan saya mengirimi sebuah email yang berisi foto sebuah sepeda motor ditumpangi tiga orang. Dua orang penumpangnya tak memakai helm, sedangkan sang pengendara memakai helm. Sang pengendara seorang pria dewasa, penumpang pertama seorang bocah sekitar berusia lima tahun, dan di belakangnya seorang wanita dewasa. Sang bocah tadi berdiri, diapit sang pengedara dan wanita tadi. Motor melaju di jalan raya.
Mungkin pemandangan tersebut bukan hal aneh di Jakarta dan di kota-kota besar lainnya di Indonesia. Kenapa tak aneh? Karena beragam argumen. Alasan yang sering mencuat, berboncengan bertiga lebih efisien daripada harus naik kendaraan umum. Lebih murah dan bisa menghemat waktu.
Tengok saja saat diakhir pekan, terutama hari Minggu. Di jalan-jalan Jakarta dengan mudah ditemui satu sepeda motor dikendarai oleh tiga bahkan empat orang. Ironisnya, dua dari empat penumpang itu adalah anak-anak atau balita.
Akhir pekan menjadi saat yang ditunggu untuk bepergian bersama keluarga. Dengan alasan efisien dan murah, satu keluarga atau kerabat, bepergian bersama diangkut satu sepeda motor. Di sisi lain, ada risiko kecelakaan lalu lintas jalan. Terbayangkah oleh mereka semua?
Rasa sayang
Mari kita runut persoalannya. Tak adakah rasa sayang orang tua kepada anak-anaknya ketika berboncengan hingga empat orang? Tidak tahukah risiko yang dipikul akibat beban berlebihan saat bersepedamotor di jalan raya? Dan terakhir, tahukah ada sanksi denda dan pidana bagi sepeda motor yang dikendarai lebih dari dua orang?
Seorang bijak mengatakan, dengan menyayangi diri sendiri maka seseorang bakal menyayangi orang lain dan akhirnya banyak orang menyayangi dia. Rasa sayang orang tua pasti setinggi gunung terhadap anak. Orang tua akan rela bekerja membanting tulang tak mengenal waktu untuk menafkahi sang anak. Bahkan, memikul risiko jiwa dan raga demi keluarga.
Tapi kenapa memaksakan diri berkendara lebih dari dua orang? Bawa anak kecil lagi?
Ketika mengendarai sepeda motor, seseorang dituntut mampu berkonsentrasi. Disamping itu, kelenturan mengendalikan sepeda motor juga diupayakan sefleksibel mungkin. Tak ada gerakan yang mengganggu untuk bermanuver ketika terjadi sesuatu yang mendadak. Misal, menghindari lubang atau dihadapkan oleh penyeberang jalan yang muncul tiba-tiba. Untuk kepentingan berkendara yang standar, seperti mengerem, melihat spion untuk memastikan ada kendaraan lain dari arah belakang, atau untuk menyeimbangkan diri ketika jalan berkelok dan berkerikil, seorang pengendara harus bebas dari tekanan beban berlebihan. Butuh keterampilan yang tinggi untuk berkendara sambil membonceng lebih dari satu orang plus barang bawaan.
Regulasi yang dibuat pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dalam Undang Undang No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) bermuara kepada terciptanya lalu lintas jalan yang aman, nyaman, dan selamat. Terkait larangan bersepeda motor lebih dari dua orang diancam dengan sanksi denda maksimal Rp 250 ribu atau sanksi pidana kurungan badan maksimal satu bulan.
Substansi aturan itu agar pengendara bisa bebas mengendalikan kendaraannya sehingga tak sulit ketika harus bermanuver. Risiko benturan saat kecelakaan lalu lintas jalan menjadi berkurang.
Kembali soal rasa sayang orang tua kepada anak. Akankah rela sang orang tua jika terpaksa terjadi kecelakaan seluruh keluarga mereka menderita? (edo rusyanto)
"Misi dan Visi Yamaha-Matic Mailing List (YMML)adalah komunitas yang mengajak member milist untuk kompak, guyub, bisa saling berbagi rasa dan tolong menolong, dan membawa kemajuan bagi dunia otomotif khususnya para pembesut dan penggemar Yamaha Matic."
